Terumbu Karang: Struktur, Klasifikasi, Reproduksi, dan Penentu Kesehatan Karang
(Sumber: www.dreamstime.com)

Terumbu Karang: Struktur, Klasifikasi, Reproduksi, dan Penentu Kesehatan Karang

Terumbu Karang: Struktur, Klasifikasi, Reproduksi, dan Penentu Kesehatan Karang

Penulis: Mufti Ali Farkhan

1. Pengertian

Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Binatang karang yang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak). Dalam peristilahan ‘terumbu karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu, sedangkan Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Di dalam terumbu karang, koral adalah insinyur ekosistemnya. Sebagai hewan yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya, karang merupakan komponen yang terpenting dari ekosistem tersebut. Jadi Terumbu karang (Coral Reefs) merupakan ekosistem laut tropis yang terdapat di perairan dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 22 0C), memiliki kadar CaCO3 (kalsium karbonat) tinggi, dan komunitasnya didominasi berbagai jenis hewan karang keras (Guilcher, 1988).


 

Terumbu karang (coral reefs) merupakan ekosistem yang khas di laut tropis, tetapi ekosistem itu dapat pula dijumpai di beberapa daerah subtropis, walaupun perkembangannya tidak sebaik di perairan laut tropis. Terumbu karang merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar laut daerah tropis dan dibangun oleh biota laut penghasil kapur khususnya karang dan alga penghasil kapur (CaCO3) dan menjadi ekosistem yang cukup kuat menahan gelombang laut (Nybakken, 1992).

2. Struktur Karang

Karang merupakan hewan berbentuk tabling atau disebut polip yang memiliki bagian-bagian tube terdiri dari (Mulyanto, 2011):

Terumbu Karang: Struktur, Klasifikasi, Reproduksi, dan Penentu Kesehatan Karang
(Sumber: Buku status terumbu karang,2018)
  1. Mulut yang berfungsi juga sebagai anus, dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari perairan serta sebagai alat pertahanan diri.
  2. Tenggorokan pendek
  3. Rongga tubuh (coelenteron) yang juga merupakan saluran pencernaan (gastrovascular), berisi mesenteri filament (usus) sebagai alar pencernaa. Dalam sel mesenteri dilengkapi cilia dan flagela.
  4. Tentakel dilengkapi cilia dan flagela, yang aktif dijulurkan pada malam hari, saat karang mencari mangsa, sementara di siang hari tentekel ditarik masuk ke dalam rangka.
  5. Lapisan tubuh yaitu : (a) Ektodermis atau lapisan luar, mengandung sel glanula yang berisi sel lendir (membantu menangkap makanan dan membersihkan diri dari sedimen yang  menempel) dan sel knidoblast (khusus untuk tentakelnya), berisi sel  nematocyst. (b) Mesoglea, merupakan jaringan pengikat tipis yang terdiri dari sel-sel, serta kolagen, dan mukopolisakarida. (c) Endodermis yang lebih umum disebut gastrodermis karena berbatasan dengan  saluran pencernaan.
  6. Untuk tegaknya seluruh jaringan, polyp didukung oleh kerangka kapur, berupa lempengan-Iempengan yang tersusun secara radial dan berdiri tegak pada lempeng dasar. Lempengan ini disebut septa yang tersusun dari bahan anorganik dan kapur, hasil sekresi polyp karang.

3. Klasifikasi Karang dan Terumbu Karang

Karang berdasarkan bentuknya dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu boulder, braching, plate, dan soft. Karang berbentuk boulder memiliki bentuk seperti bola yang memiliki keriput/ otak. Karang berbentuk braching memiliki bentuk seperti ranting pohon yang keras dan bercabang. Karang plate memiliki bentuk seperti meja atau piringan yang lebar. Sedangkan karang soft, memiliki tubuh yang lunak dan bentuknya cenderung beragam.

Terumbu Karang: Struktur, Klasifikasi, Reproduksi, dan Penentu Kesehatan Karang
(Sumber: www.researchgate.net)

 

Bersarkan letak pertumbuhannya, terumbu karang dibagi menjadi empat:

  • Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu Karang: Struktur, Klasifikasi, Reproduksi, dan Penentu Kesehatan Karang
(Sumber: www.dreamstime.com)

Terumbu karang ini disebut juga karang penerus (fringing reefs) yang merupakan jenis terumbu karang paling sederhana dan banyak ditemukan pada tepian pantai di daerah tropis. Terumbu ini memiliki bentuk melingkar seperti bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh persebarannya yaitu di Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

  •  Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu Karang: Struktur, Klasifikasi, Reproduksi, dan Penentu Kesehatan Karang
(Sumber: https://sailing-whitsundays.com/)

Terumbu karang penghalang (barrier reefs) mirip dengan terumbu karang tepi, tapi letaknya lebih jauh dari pinggir pantai. Letaknya sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas yang dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Karang penghalang biasanya tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh persebarannya yaitu di Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

  • Terumbu karang cicin (attols)
Terumbu Karang: Struktur, Klasifikasi, Reproduksi, dan Penentu Kesehatan Karang
(Sumber: https://ilmugeografi.com/)

Terumbu karang cincin atau disebut pula attols adalah terumbu karang yang berbentuk cincin dan memiliki ukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol biasanya ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang ini mengelilingi batas dari pulau­-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.

  • Terumbu karang datar (patch reefs)
Terumbu Karang: Struktur, Klasifikasi, Reproduksi, dan Penentu Kesehatan Karang
(Sumber: https://dougperrine.photoshelter.com/)

Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga pulau datar (flat island). Terumbu ini mengalami pertumbuhan dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh persebarannya yaitu di Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh).

4. Reproduksi dan Pertumbuhan Karang

Reproduksi karang dibagi menjadi dua macam, yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi seksual. Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Pada reproduksi ini, polip/koloni karang membentuk polip/koloni baru melalui pemisahan potongan-potongan tubuh atau rangka. Ada pertumbuhan koloni dan ada pembentukan koloni baru.

  1. Pertunasan. Jika polip dan jaringan baru tetap melekat pada koloni induk, ini disebut pertambahan ukuran koloni. Jika polip atau tunas lepas dari koloni induk dan membentuk koloni baru, ini baru disebut reproduksi aseksual. Pertunasan ini terdiri dari : a) Intratentakular yaitu satu polip membelah menjadi 2 polip; jadi polip baru tumbuh dari polip lama. b) Ekstratentakular yaitu polip baru tumbuh di antara polip-polip lain.
  2. Fragmentasi. Koloni baru terbentuk dari patahan karang, terjadi terutama pada karang bercabang, karena cabang mudah sekali patah oleh faktor fisik (seperti ombak atau badai) atau faktor biologi (predasi oleh ikan). Patahan (koloni) karang yang lepas dari koloni induk, dapat saja menempel kembali di substrat dasar dan membentuk tunas serta koloni baru. Hal itu hanya dapat terjadi jika patahan karang masih memiliki jaringan hidup.
  3. Polip bailout. Polip baru terbentuk karena tumbuhnya jaringan yang keluar dari karang mati. Pada karang yang mati, kadang kala jaringan-jaringan yang masih hidup dapat meninggalkan skeletonnya untuk kemudian terbawa air. Jika kemudian menemukan dasaran yang sesuai, jaringan tersebut akan melekat dan tumbuh menjadi koloni baru.
  4. Partenogenesis. Larva tumbuh dari telur yang tidak mengalami fertilisasi.



 

Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan peleburan sperma dan ovum (fertilisasi). Sifat reproduksi ini lebih komplek karena selain terjadi fertilisasi, juga melalui sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva, penempelan baru kemudian pertumbuhan dan pematangan). Karang memiliki mekanisme reproduksi seksual beragam yang didasari oleh penghasil gamet dan fertilisasi. Keragaman itu meliputi :

  1. Berdasar individu penghasil gamet, karang dapat dikategorikan bersifat : (a) Gonokoris, dalam satu spesies, telur dan sperma dihasilkan oleh individu yang berbeda. Jadi ada karang jantan dan karang betina. Contoh pada genus Porites dan Galaxea, (dan sebagian besar karang). (b) Hermaprodit, bila telur dan sperma dihasilkan dalam satu polip. Karang hermafrodit sering memiliki waktu kematangan seksual yang berbeda.
  2. Berdasar mekanisme pertemuan telur dan sperma. (a) Brooding / planulator. Telur dan sperma yang dihasilkan, tidak dilepaskan ke kolom air dan fertilisasi terjadi secara internal. Zigot berkembang menjadi larva planula di dalam polip, kemudian planula dilepaskan ke air. Planula ini langsung memiliki kemampuan melekat di dasar perairan untuk melanjutkan proses pertumbuhan. Contoh Pocillopora damicornis dan Stylophora. (b) Spawning. Telur dan sperma dilepaskan ke air dan fertilisasi terjadi secara eksternal. Pembuahan terjadi beberapa jam setelah telur berada di air. Contoh genus Favia. Dari seluruh spesies karang yang telah dipelajari proses reproduksinya, 85% mempunyai mekanisme spawning. Pelepasan telur secara massal, waktunya berbeda tergantung kondisi lingkungan, contoh Richmond dan Hunter menemukan bahwa di Guam, Micronesia, puncak spawning terjadi 7 – 10 hari setelah bulan purnama pada bulan Juli. Kenyon menemukan spawning di Kepulauan Palau terjadi selama beberapa bulan, yaitu Maret, April dan Mei (Haryanto, 2008).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *