Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

1. Pengertian

Plankton adalah makhluk (tumbuhan dan hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas sehingga selalu terbawa hanyut oleh arus. Istilah “plankton” sendiri diperkenalkan oleh Victor Hensen tahun 1887, yang berasal dari bahasa yunani, “planktos”, yang berarti menghanyut atau mengembara. Plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang mempunyai kemampuan aktif berenang bebas, tidak bergantung pada arus, seperti misalnya ikan, cumi-cumi, paus. Lain pula dengan bentos yang merupakan biota yang hidupnya melekat, menancap, merayap, atau meliang (membuat liang) di dasar laut, seperti misalnya kerang, teripang, bintang laut, dan karang (coral) (Nontji, 2008). Plankton menghuni seluruh zona pelagis dan dasar samudera, laut, atau badan air tawar. (Kasim, 2020).

Plankton memiliki berbagai jasa bagi bumi, di antaranya adalah penyedia oksigen utama, komponen utama rantai makanan ekosistem perairan, menyerap karbon dioksida dari atmosfer, hingga memasok bahan bakar kendaraan. Kontribusi plankton jenis fitoplankton dan rumput laut mampu menghasilkan 70 persen oksigen bumi. Faktanya, salah satu jenis fitoplankton, Prochlorococcus menghasilkan oksigen untuk satu dari lima kali tarikan napas manusia. Selain itu, plankton jenis zooplankton juga berperan menggunakan pergerakan Diel Vertical Motion (DVM) untuk memakan fitoplankton yang kaya akan karbon. Hal ini membantu proses yang disebut pompa biologis yang menangkap karbon dioksida dari udara dan memindahkannya ke laut dalam. Jika pompa biologis tidak ada, maka karbon dioksida hampir dua kali lipat akan berada di atmosfer. (Purnama, 2020).




 

2. Jenis-Jenis Plankton

Berbeda dengan hewan lain yang diklasifikasikan berdasarkan taksonomi, pengklasifikasian sebuah organisme plankton hanya ketika organisme hidup melayang-melayang di kolom air dan bergerak mengikuti pergerakan massa air (Rachman, 2020). Dalam pengklasifikasiannya, plankton dapat dibagi berdasarkan beberapa parameter seperti cara memproduksi makanan, siklus hidup, dan ukurannya.

2.2.1   Berdasarkan Cara Mendapatkan Makanan

Berdasarkan cara mendapatkan makanan, plankton terdiri dari dua kelompok besar organisme akuatik yang berbeda yaitu organisme fotosintetik atau fitoplankton dan organisme non fotosintetik atau zooplankton. Fitoplankton (Phytoplankton) merupakan tumbuhan mikroskopik (bersel tunggal, berbentuk filamen atau berbentuk rantai) yang menempati bagian atas perairan (zona fotik) laut terbuka dan lingkungan pantai. Sel dari fitoplankton mengandung klorofil dan pigmen fotosintetik lainya yang dapat menangkap energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu untuk menjalankan fotosintesis atau memproduksi makanan sendiri. Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perairan. Fungsi ekologisnya sebagai produser primer dan awal mata rantai dalam jaringan makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran kesuburan suatu ekosistem. Fitoplankton mencakup diatom, dinoflagellata, dan cyanobacteria. Sedangkan zooplankton merupakan golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri (Harris, 2012). Berbeda dengan fitoplankton, zooplankton tidak dapat menghasilkan makanan sendiri. Oleh karena itu, zooplankton menjadi konsumen tingkat 1 pada ekosistem perairan. Zooplankton memanfaatkan pergerakan vertikal setiap harinya (Dial Vertical Motion) sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan dan efisien energi. Pergerakan ini dilakukan pada malam hari untuk bergerak naik menuju permukaan laut untuk mencari mangsa dan turun pada siang hari untuk menghindari predator dan menghemat energi.

2.2.2   Berdasarkan Siklus Hidup

Menurut batasan daur hidup, (Nontji, 2008) mengelompokan plankton menjadi tiga bagian yaitu holoplankton, meroplankton, dan tikoplankton. Holoplankton merupakan plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton mulai dari telur, larva hingga dewasa. Pada umumnya, zooplankton termasuk di dalam kelompok ini. Beberapa di antaranya adalah copepod, amphipoda, salpa, dan chaetognatha. Meropplankton adalah jenis plankton yang menjalani kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yaitu pada tahap berupa telur dan larva. Biota yang termasuk meroplankton sangat beragam, dan pada umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Sebagai contoh adalah larva krustasea seperti udang dan kepiting yang mempunyai perkembangan larva bertingkat-tingkat dengan bentuk berbeda dari dewasanya. Sedangkan tikoplankton (thycoplankton) merupakan plankton sejati, karena dalam keadaan normal biota ini hidup di dasar laut sebagai bentos. Namun pada kondisi tertentu, misalnya dengan adanya arus, pasang surut, dan pengadukan dapat menyebabkan biota tersebut terangkat dari dasar dan terbawa arus sehingga sementara menjadi plankton. Contoh dari tikoplankton adalah beberapa jenis alga diatom yang normalnya hidup di dasar (benthic diatom), tetapi dapat terangkut dan hanyut sebagai plankton (Mulyadi, 2012).

2.2.3   Berdasarkan Ukuran

Karena ada implikasi signifikan ekologi dan fisiologi ukuran tubuh di plankton, ukuran plankton digunakan sebagai langkah pertama dalam klasifikasi (Nontji, 2008). Berbagai kategori ukuran plankton adalah sebagai berikut:

  • Megaplankton adalah organisme mengambang besar yang melebihi 20 cm seperti ubur-ubur.
  • Makroplankton (2-20 cm), seperti pteropod dan krill.
  • Mesoplankton (0.2 mm – 2 cm), seperti copepod dan foraminifera.
  • Mikroplankton (20 – 200 μm), seperti siliata dan coccolithofor.
  • Nanoplankton (2 – 20 μm), seperti diatom dan dinoflagellata.
  • Pikoplankton (0.2 – 2 μm), seperti protista kecil dan bakteri.
  • Femtoplankton (0.02 – 0.2 μm), seperti virus.

3.  Kelimpahan Plankton

Kelimpahan merupakan tinggi rendahnya jumlah individu populasi suatu spesies, hal ini menunjukkan besar kecilnya ukuran populasi atau tingkat kelimpahan populasi (Kramadibrata, 1996). Sementara itu, Nybakken (1992) mendefinisikan kelimpahan adalah pengukuran sederhana jumlah spesies yang terdapat dalam suatu komunitas atau tingkatan trofik. Sehingga dapat didefinisikan kelimpahan plankton adalah jumlah total dari plankton per satuan kuadran yang diperoleh dilokasi penelitian.

Kelimpahan plankton sangat dipengaruhi oleh adanya migrasi. Migrasi dapat terjadi akibat dari kepaduan populasi, tetapi dapat pula disebabkan oleh kondisi fisik lingkungan, misalnya perubahan suhu, derajat keasaman (pH), arus, cahaya, nutrien, dan oksigen. Suhu perairan memiliki pengaruh terhadap berat jenis, viskositas, dan densitas perairan serta kelarutan gas dan unsur-unsur yang terlarut dalam perairan. Sedangkan perubahan suhu perairan juga dapat menimbulkan arus vertikal, yang secara tidak langsung dapat memengaruhi keberadaan plankton di perairan. Selain itu, organisme yang hidup di perairan pasti memiliki faktor pembatas, salah satunya yaitu derajat keasaman atau pH. Menurut Effendi (2003) organisme perairan sangat sensitif terhadap pH dan menyukai pH kisaran 7,0 hingga 8,5. Sedangkan pada organisme perairan khususnya plankton memiliki kisaran toleransi pH antara 5,0 hingga 9,0 (Sofarini 2012. Hlm. 33). Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Pengaruh pH terhadap Komunitas Biologi Perairan

Nilai pH Pengaruh Umum
6,0-6,5 –       Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun.

–       Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami perubahan.

5,5-6,0 –       Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak.

–       Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih belum  mengalami perubahan yang berarti.

–       Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral

5,0-5,5 –       Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan bentos semakin besar.

–       Terjadi penurunan kelimpahan total biomassa zooplankton dan bentos.

–       Algae hijau berfilamen semakin banyak.

–       Proses nitrifikasi terlambat.

4,5-5,0 –       Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan bentos semakin besar.

–       Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos.

–       Algae hijau berfilamen semakin banyak.

–       Proses nitrifikasi terhambat.

Sumber: Effendi, 2003

Intensitas cahaya juga memberikan peranan penting dalam memengaruhi perubahan suhu dan unsur-unsur yang terlarut di perairan. Pada umumnya, cahaya yang dimanfaatkan fitoplankton hanya 0.056% dari total radiasi yang jatuh di permukaan bumi dan hanya sekitar 3% energi yang dapat digunakan secara produktif di perairan. Penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas bagi organisme fotosintetik (fitoplankton). Oleh karena itu, proses fotosintesis pada plankton sangat dipengaruhi  oleh intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan, sehingga intensitas cahaya ini dapat memengaruhi kelimpahan plankton pada suatu perairan.



 

4. Taksonomi Beberapa Plankton

No Klasifikasi
Taksonomi

 

Nama dan gambar
1   Kingdom: Crhomista

Phylum: Dinoflagellata

Class: Dinophyceae

Ordo: Noctilucales

Famili: Noctilucaceae

Genus: Noctiluca

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Noctiluca scintillans

Sumber : https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Noctiluca_scintillans

2 Kingdom:Chromista

Phylum: Orchrophyta

Class: Bacillariophyceae

Ordo: Pennales

Famili:Fragilariacear

Genus: Asterionella

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Asterionella formosa

Sumber: https://duniakumu.com/gambar-plankton-fitoplankton-zooplankton-klasifikasi-ciri-ciri-habitat-planktonologi/

3 Kingdom: Bacteria Phylum: Cyanobacteria Class: Cyanobacteryceae

Ordo: Oscillatoriales

Famili: Phormidiaceae

Genus: Plankthothric

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Planktothrix isothrix

Sumber: https://alchetron.com/Planktothrix

4   Kingdom:  Protozoa

Phylum: Dinoflagellata

Class: Dinophyceae

Ordo: Gonyaulacales

Famili: Ceritiaceae

Genus: Ceratium

 

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi 

Ceratium furca

Sumber: https://www.eoas.ubc.ca/research/phytoplankton/dinoflagellates/ceratium/c_furca.html

5 Kingdom:  Protista

Phylum: Dinophyta

Class: Dinophyceae

Ordo: Dinophysiales

Famili: Dinophysaceae Genus: Dinophysis

 

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Dinophysis Caudata

Sumber: https://fawazsidiqi.blogspot.com/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html

6 Kingdom: Chromista

Phylum: Orchrophyta

Class: Bacillariophyceae

Ordo: Pennales

Famili: Fragilariacear

Genus: Asterionella

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Asterionella formosa

Sumber: https://duniakumu.com/gambar-plankton-fitoplankton-zooplankton-klasifikasi-ciri-ciri-habitat-planktonologi/

7  Kingdom:  Chromista

Phylum: Bacillariophyta

Class:Coscnnodiscophyceae

Ordo: Corethales

Famili: Corethaceae

Genus: Corethron

 

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Corethron criphilum

Sumber: https://philatax.pisceswebdesign.com/phylum-plantae/ochrophyta

8   Kingdom: Animalia

Phylum: Cnidaria

Class: Scyphozoa

Ordo: Semaeostomeae

Famili: Ulmaridae

Genus: Phacellophora

 

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Phacellophora camtschatica

Sumber: https://id.wikii2.com/wiki/Phacellophora_camtschatica

9 Kingdom:  Chromista

Phylum: Myzozoa

Class: Dinophyceae

Ordo: Gonyaulacales

Famili: Gonyaulacaceae Genus: Lingulodinium

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Lingulodinium Polyedrum

Sumber: University of California. Phytoplankton Identification

10 Kingdom: Chromista

Phylum: Hererokontophyta

Class: Hererocophyceae

Ordo: Dictyochales

Famili: Dictyochaceae

Genus: Dictyocha

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan Taksonomi

Dictyocha fibula

Sumber: http://nordicmicroalgae.org/taxon/Dictyocha%20fibula?media_id=Dictyocha%20fibula_2.gif

11 Kingdom: Animalia

Phylum: Anthropoda

Class: Maxillopoda

Ordo: Cyclopoid

Famili: Cyclopoidae

Genus: Cyclops

 

Plankton: Definisi, Jenis, Kelimpahan, dan TaksonomiCyclopoid copepod

Sumber: Gambar Plankton, Fitoplankton, Zooplankton, Klasifikasi, Ciri-ciri, Habitat, Planktonologi | DuniaKuMu

 

Penulis : Mufti Ali Farkhan

sumber:

Kasim, M. 2020. “MENGENAL PLANKTON (KAJIAN UMUM PLANKTONOLOGI)” [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=XvQfpePmY60&t=25s. Diakses pada Senin, 12 September 2022 pukul 22.48.

Kramadibrata. 1996. Ekologi Hewan Bandung. Bandung : Institut Teknologi Bandung Press

Mulyadi, H.A. 2012. Zooplankton, Strategi Daur Hidup, Biodiversitas dan Faktor Lingkungan. Jakarta: LIPI Press

Nontji, A. 2008. Buku “PLANKTON LAUT”. Jakarta: LIPI Press

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Purnama, R. 2020. “Plankton yang Punya Peran Penting  untuk Bumi”. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200609111958-199-511316/plankton-yang-punya-peran-penting-untuk-bumi. Diakses pada Selasa, 13 September 2022 pukul 14.30.

Sofarini, D. 2012. KEBERADAAN DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KESUBURAN LINGKUNGAN PERAIRAN DI WADUK RIAM KANAN.  Enviroscienteae Vol.8, 30-34

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *